Selasa, 20 September 2011

PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK MERUPAKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN BERMAIN DAN PERMAINAN
PADA USIA ANAK TK


Pendahuluan
Masa usia taman kanak-kanak adalah masa dimana perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung dengan sangat cepat, salah satu perkembangan yang sedang berlangsung pada diri anak adalah motoriknya. Perkembangan motorik ini erat hubungannya dengan perkembangan kemampuan anak lainnya seperti kognitif dan sosial, emosional anak. Proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat jelas melalui berbagai gerakkan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh karena itu peningkatan ketrampilan fisik anak juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktifitas utama anak. Semakin kuat dan terampilnya gerak seorang anak, membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan seluruh anggota tubuh untuk bermain. Pergerakan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai banyak manfaat pertumbuhan aspek kemampuan anak seperti kognitif, sosial dan emosional serta berperan penting pula untuk menjaga kesehatan tubuh anak.
Dengan uraian di atas maka muncul permasalahan yang harus terpecahkan berkaitan dengan tugas guru TK yaitu bagaimana peran guru, dalam mengembangkan fisik aspek motorik anak dalam kegiatan bermain dan permainan di TK?

A. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Gerak Anak
Anak akan dapat tumbuh dengan wajar dan normal jika alam sekelilingnya cukup sehat dan pemeliharaannya cukup baik sehingga pada anak akan terlihat perubahan dalam ukuran bagian jasmaninya hal itu sering bertambahnya umur. Selain itu bidang rohani akan terjadi perubahan berfikir, mengikuti dan berkehendak akan sesuatu sejajar dengan pertumbuhan jasmani.
Pelatihan gerak dan kegiatan fisik merupakan elemen yang sangat penting dalam pengembangan sosial anak sesuai dengan fase pertumbuhan dari perkembangan sosial anak sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkebangan, maka seorang anak akan melewati fase perubahan dan peningkatan gerak yang cepat. Hal ini juga berguna saat anak bermain dengan teman sebayanya, akan didapat anak berkepemimpinan, kompetisi, dan penyelesaian masalahnya.
Pelatihan kemampuan gerak yang benar dan bertahap akan melatih kemampuan kognitif anak sehingga dapat terbentuk kemampuan kognitif yang mantap.
Sementara itu, pengembangan sosial dan emosional anak, dapat dilatih melalui kegiatan bermain. Pengalaman bermain seharusnya menjadi elemen penting dalam program kegiatan pengembangan anak usia prasekolah. Kurangnya pengalaman bermain dan/atau kesempatan berpartisipasi dalam salah satu kegiatan fisik dapat memperlambat pertumbuhan baik fisik maupun intelektual anak. Prinsip program pengembangan gerak anak usia prasekolah adalah terjadinya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan.
Kemampuan gerak dapat saja berkembang tanpa dilatih karena pengaruh pertumbuhan dan kematangan. Pada perkembangan motorik dapat diperlambat pada seorang anak selama masa pertumbuhan, tetapi perkembangan motorik dapat pula dipercepat pada anak tertentu. Akan tetapi tidak semua anak secara otomatis mengkarakteristikkan perbaikan pada periode tertentu pada rentang usia yang normal dapat dilakukan anak. Seiring suatu rentang tingkat keterampilan yang bermacam-macam dilakukan oleh anak dalam usia secara kronologis sama, hal ini disebabkan oleh kematangan fisik (physical maturity).
Kematangan menunjukkan pada perubahan yang diperlukan melalui rentang kehidupan di dalam kopleksitas yang bersifat anatomis dan psikologis dalam organisme (Cratty, 1967). Ahli lain berpendapat bahwa kematangan itu dinilai sebagai fungsi mekanisme yang berkaitan dengan pengaturan instrinsik suatu organisme (Rarick dalam Broks, 1981).
Kematangan intrinsik adalah berkembangnya berbagai karakteristik yang secara potensial menggambarkan dalam individu yang berasal dari philogenetik warisan genetik individu seperti merangkak, duduk dan berjalan (filogenetik). Sebenarnya latihan hanya sedikit memberikan keuntungan, sebaliknya pengontrolan atau pengendalian lingkungan, dalam setiap cara seperti; mengurangi kesempatan untuk berlatih akan memperlambat perkembangan. Berbeda dengan fungsi ontogenetik yakni fungsi khas untuk individu seperti berenang, melempar bola, naik sepeda yang semua itu memerlukan latihan. Tanpa latihan perkembangan sedikit sekali akan terjadi kecenderungan yang dimariskan tidak dapat matang secara penuh tanpa didukung oleh lingkungan. Faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi kematangan seorang anak.
Bertitik tolak dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik tercermin dalam pemunculan ketrampilan baru, dan proses perbaikan kehalusan gerak dan hasilnya. Perkembangan motorik juga tergantung pada kematangan otot dan persyarafan. Untuk mendapatkan perbaikan dan kehalusan gerak dan hasilnya, anak-anak perlu belajar motorik.

B. Pengembangan Kemampuan Gerak
Mengingat pentingnya pengembangan kemampuan gerak selama masa kanak-kanak, seorang pendidik perlu mengetahui tingkatan dan prinsip dasar dalam mengembangkan kemampuan gerak anak usia TK diantaranya. Untuk tingkat pengembangan kemampuan gerak dapat dikategorikan ke dalam empat tingkatan yaitu,

Tingkat I
Tingkat terendah adalah refleks yang didominasi oleh kemampuan gerak, pada usia tiga sampai empat bulan pertama misalnya, menggenggam.

Tingkat II
Kegiatan bergerak termasuk berguling, merangkak, berdiri, berjalan dengan bantuan dan berjalan tanpa bantuan, (pada usia empat bulan sampai 13 bulan)
Tingkat III
Sering disebut kemampuan gerak dasar yang muncul dari mulai akhir masa bagi 5-7 tahun termasuk di dalamnya kemampuan bergerak, seperti berlari, melompat, dan kontrol benda seperti: melempar, menangkap, memukul, menendang dan memantulkan.
Tingkat IV
Pada tingkatan teratas adalah kemampuan gerak khusus yang kadang dikategorikan kemampuan ontogenetik, artinya pengembangan individual karena kemampuan ini tidak ditunjukkan oleh semua anak tetapi secara spesifik yang mengarah pada kebutuhan dan minat anak (usia 6-7 tahun).

Sedangkan prinsip dasar pengembangan kemampuan gerak, diantaranya:
1.Anak usia TK sudah memiliki kemampuan melihat dengan fokus yang benar, sehingga guru dapat memberikan aktivitas melempar bola, ia sudah memiliki kemampuan melihat bola dilempar kearahnya dan ditangkap oleh tangannya.
2.Anak usia TK telah dapat melakukan serangkaian gerakan secara berkelanjutan, misal gerakan, melempar, menangkap, dan menendang.
3.Guru perlu memberikan relaksasi pada anak setelah mereka beraktivitas atau melakukan suatu gerakan.
4.Gerakan oposisi yaitu gerakan seperti berjalan / berlari dimana posisi tangan kanan diayunkan ke depan dikoordinasikan dengan langkah kaki kiri ke depan.
5.Pemindahan beban, gerakan yang dilakukan mengajarkan kepada mereka gerakan, memanjat dengan memindahkan beban kaki dengan kata lain mengajarkan keseimbangan dan merasakan pemindahan beban tubuh mereka.
6. Tenaga guru memberikan pengertian dan penjelasan tentang tenaga saat mereka sebelum melakukan aktivitas.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi pengembangan kemampuan gerak.
Pengembangan kemampuan gerak dari mulai kemampuan gerak dasar, kemampuan gerak tertentu sampai kemampuan gerak khusus yang dipengaruhi faktor kematangan dan lingkungan. Faktor kematangan paling sering berpengaruh pada kemampuan gerak tertentu diantaranya faktor ukuran tubuh, pertumbuhan fisik, kekuatan, berat tubuh serta sistem syaraf yang ditunjang gizi, sedangkan faktor lingkungan diantaran motivasi.


C. Macam Gerak Dasar dan Pengembangannya
Salah satu tujuan pendidikan jasmani ialah mengembangkan keterampilan gerak. Dengan berkembangnya bermacam-macam karakteristik jasmani, dan dengan kematangan anak, anak akan mengembangkan kecakapan untuk membentuk ketrampilan gerak. Perluasan dan penguasaan ketrampilan gerak terutama tergantung pada derajat kemampuan perkembangan faktor kematangan anak.
Gerak dasar utama adalah pola-pola motorik yang inherent dan didasarkan pada gerak-gerak releks anak dan timbul bukan karena latihan. Tetapi dapat diperhalus atau diperbaiki dengan latihan. Penampilan pola gerak yang efisien dapat memberikan titik amal untuk peningkatan kemampuan perseptual dan fisik yang lebih lanjut serta pentingnya pada perkembangan gerakan yang terampil.
Gerak dasar utama merupakan pola gerak yang inherent yang membentuk dasar gerak terampil yang kompleks dan khas meliputi;
1. Gerak dasar lokomotor meliputi : perilaku-perilaku yang mengubah dari satu tempat ke tempat yang lain termasuk di dalamnya perilaku gerak yang inherent seperti merayap, menangkap, meluncur, berjalan, berlari, meliputi, meloncat dan mendarat, meloncat rintangan, leaping, Hoping, galloing, sliding, skipping, rolling, atau menggunting dan memanjat.
2. Gerak non-lokomotor meliputi perilaku gerak yang melibatkan anggota badan atau bagian di dalam gerak yang mengitari sendi atau porosnya. Anak tetap berada pada satu tempat dan melakukan pola gerak yang dinamis dalma tempat itu. Hal yang termasuk dalam perilaku ini adalah menarik, mendorong, menghentikan, mengayun, menekuk, memutar dan mengulur otot.
3. Gerak manipulatif yaitu perilaku yang biasanya digambarkan sebagai gerak-gerak kaki dan tangan yang terkoordinir. Ada dua klasifikasi dari ketrampilan manipulatif yaitu reseptif dan propulsive. Ketrampilan reseptif adalah menerima suatu obyek seperti menangkap dan ketrampilan propulsive memiliki ciri penggerakan gaya atau kekuatan terhadap suatu obyek, seperti memukul, melempar, memantul atau menentang.


CONTOH GERAKAN MANIPULATIF DALAM AKTIVITAS BERMAIN

Melempar merupakan keterampilan manipulatif yang rumit yang menggunakan satu atau dua tangan untuk melontarkan objek menjauhi badan ke udara. Selain tergantung dari beberapa faktor (ukuran anak, ukuran objek, dan lain sebagainya), lemparan dapat dilakukan di bawah tangan, di atas kepala, di atas lengan atau di samping.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan dua tangan dari atas kepala yang digunakan untuk melemparkan bola yang besar. Pola melempar yang sudah matang, merupakan keterampilan yang rumit dan memerlukan koordinasi anggota badan.
Selama masa perkembangannya anak-anak telah menunjukkan berbagai macam pola melempar. Sesuai dengan perkembangan normal anak, pada usia 4 sampai 8 tahun mereke sudah dapat melemparkan bola dalam dua tingkat keterampilan, yaitu dasar dan matang.

a. Tingkat dasar.
Percobaan pertama yang dilakukan, biasanya ditunjukkan dengan lemparan dua tangan di bawah maupun di atas lengan. Semakin bertambah usianya, bola yang lebih kecil dapat dipakai untuk melatih belajar melempar dengan satu tangan.
Pada usia TK pada umumnya sudah dapat menunjukkan pola melempar dengan paling tidak tubuhnya sudah biasa menghadap ke sasaran. Terlihat adanya putaran pada badan bagian atas apabila lengan diayun ke belakang.
Gerakan maju pada saat melempar akan bersamaan dengan badan membungkuk ke depan sebagai akibat pemindahan berat badan pada saat melangkah yang dilakukan pada sisi tungkai yang sama dengan tangan yang melempar. Gerakan lanjutannya adalah ke depan dan ke belakang.


b. Tingkat matang
Pada tingkat ini sudah terlihat koordinasi sekuensi gerakan, di mana tubuh dipakai untuk mengerahkan gaya atau tenaga dengan efisien dan efektif.
Keseimbangannya akan dibantu dengan pemindahan berat bada dan gerakan horizontal ke depan pada sisi lengan yang tidak melempar. Si anak mencoba berdiri dengan bahu lebar diagonal ke belakang sedikit miring ke bawah. Ini berarti ada putaran badan pada saat berat badan dipindahkan ke kaki belakang, lengan ayun ke belakang, lengan atas menyudut dan siku bengkok 900.
Pada saat gerakan maju dimulai, putaran badan dilakukan melalui pinggul, punggung dan bahu, kemudian membawa lengan atas ke posisi yang lurus dari bahu dengan sikunya mendahului lengan bawah (ibu jari mengarah ke belakang). Pada saat ini lengan bawah dengan cepat diluruskan yang diikuti dengan lecutan pergelangan tangan saat bola terlepas. Pemindahan berat badan dari kaki belakang akan diakhiri pada saat melangkahkan kaki yang berlawanan ke depan (agak sedikit keluar). Gerak lanjutan (follow through) ke depan akan sedikit memotong garis tengah tubuh.
Berikut karakteristik umum yang berkaitan dengan tingkatan melempar yang sudah matang.
1) Kedua kaki sedikit terbuka dengan kaki kiri dilangkahkan ke depan (bila tangan kanan yang melempar).
2) Badan akan berputar ke sisi lempar dan berat badan dipindahkan ke kaki belakang.
3) Sudah ada putaran badan yang lebih nyata melalui pinggul, punggung dan bahu.
4) Perpindahan berat badan dengan melangkahkan kaki ke depan sebelum bola dilepaskan.
5) Ada pelurusan siku sebelum bola dilepaskan dan gerakan badan terus berlanjut ke depan (follow through).


c. Pengamatan Gerak
Keterampilan dalam melempar memerlukan koordinasi berbagai gerakan tubuh, sedangkan pengusaan melempar sudah dapat dilihat pada usia 5 sampai 6 tahun, bagi mereka yang terlibat dalam pengalaman bermain. Analisis serta koreksi lebih awal terhadap gerakan melempar yang tidak efektif, akan banyak membantu mereka untuk menguasai keterampilannya.
Beberapa masalah yang umum muncul dalam melempar adalah berikut ini.
1) Penempatan kaki kanan (bila ia melempar dengan tangan kanan) sedikit lebih di depan.
2) Gagal memindahkan berat badan ke kaki belakang (berikan latihan gerak menggoyang badan ke depan-belakang, dengan atau tanpa bola).
3) Gagal memindahkan badan (latih gerakan twisting dan turning dengan kepala dan kaki diam.)
4) Penempatan lengan atau terlalu dekat dengan kepala atau di belakang kepala (siku harus 900).
5) Penempatan lengan atau terlalu dekat dengan badan (sudut bahu 900, siku dibawa ke luar).
6) Bola dipegang dengan telapak tangan (pegang bola jauh dari telapak tangan pegang dengan jari saja).
7) Gagal membawa siku ke depan pada lengan lempar.
8) Bola dilepaskan terlalu cepat atau terlambat (lecutkan pergelangan tangan dan lepaskan bola saat lengan lurus).
9) Gagal meluruskan lengan dengan cepat.
10) Gagal melakukan gerak lanjutan (follow through).
11) Gagal memukul sasaran.

Putaran badan merupakan kunci dalam menguasai lemparan di atas lengan. Untuk menilai gerakan lemparan Anda dapat mengeceknya melalui sekuensi gerak berikut ini.

d. Variasi Gerak
Pada semua tingkat permainan selalu menawarkan berbagai macam kesempatan kepada si anak untuk belajar melempar dari bawah tangan, samping atau dari atas kepala.
Gambar-gambar bagaimana seharusnya melempar, akan sangat banyak membantu si anak dalam melakukan lemparan yang benar dan bentuk permainan yang dinamis dapat membantu untuk mempercepat penguasaan keterampilan ini.
Variasi gerakan dapat Anda ciptakan berdasarkan dimensi ruang, waktu, gaya yang dikembangkan dan lain sebagainya.

e. Petunjuk pembelajaran
1) Siapkan bentuk pengajaran yang baik.
2) Lebih menyarankan jarak lemparan dengan bola yang dapat dipegang dengan mudah.
3) Gunakan bola lunak (busa) sebelumnya dan lanjutkan dengan menggunakan bola yang agak keras.
4) Pikirkan upaya-upaya mengajarkan bagaimana si anak dapat melakukan putaran badan dengan benar.
5) Biarkan penekanan untuk gerakan siku yang lebih bebas
6) Tekankan pada kecepatan gerak, putaran pinggul, dan follow through.
7) Penekanan kepada jarak lemparan

f. Konsep keterampilan memberi petunjuk pada anak
1) Pandangan arahkan ke sasaran.
2) Putar bahu / ke sasaran.
3) Siku jauhkan dari badan.
4) Bola dipegang oleh jari dan tempatkan ibu jari dekat dengan telinga.
5) Berat badan pindahkan dari kaki belakang ke kaki depan pada saat melempar.
6) Siku bergerak lebih dahulu baru diikuti dengan pergelangan lengan.
7) Ayunkan kaki depan ke depan teruskan dengan follow through.




RANGKUMAN
Setiap orang memiliki pertumbuhan fisik yang berbeda-beda, ada yang cepat ada yang lambat. Demikian juga halnya dengan anak-anak, ada yang normal dan ada yang tidak normal. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik seorang anak, misalnya keturunan dari orang tua, asupan gizi yang kurang ketika berada di dalam kandungan, lingkungan yang tidak mendukung atau bahkan pemberian stimulasi yang salah. Untuk hal inilah maka seorang guru, dalam hal ini adalah guru TK harus memiliki pengetahuan yang cukup agar anak-anak TK dapat berkembang dengan baik. Tanpa adanya resiko untuk mengalami suatu kesalahan.
Berikut akan disimpulkan hal-hal penting yang berhubungan dengan sebagai berikut ,
1. Pada anak usia prasekolah, perkembangan gerak merupakan perubahan kemampuan yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan geraknya. Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi satu sama lain.
2. Prinsip program pengembangan gerak anak usia prasekolah adalah terjadinya suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Kemampuan gerak pada anak dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu pertama karena faktor pertumbuhan dan kematangan dan kedua karena faktor latihan atau belajar. Pada faktor pertama, perubahan kemampuan yang terjadi hanya meningkatkan keterampilan sampai batas minimal, sedangkan pada faktor kedua perubahan kemampuan yang terjadi bersifat melekat, artinya proses belajar dan latihan akan mengubah anak menjadi anak dengan kemampuan baru.
4. Agar pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi secara optimal maka setiap pendidik anak usia dini perlu memahami karakteristik perkembangan gerak anak di setiap rentang usia serta program kegiatan perkembangan gerak secara tepat, aman, nyaman, dan menyenangkan.












DAFTAR PUSTAKA

1. Cratty, Bryant J. Movement Behavior and Motor Development Philadelphia : Lea and Febiger, 1967

2. Cratty, Bryant J. Perseptual and Motor Development in Infants and Children. New Jersey : Prentice – Hall, 1986

3. Sujiono. B. Metode Pengembangan Fisik, Departemen Pendidikan Nasional. UT Jakarta, 2005.

4. Sulintaha, Teori Bermain untuk D2. Pejaskes, Jakarta : Depdikbud. Dirjen Dikti, 1992.

5. Toko C.M. Perkembangan Motorik pada Masa Anak-anak. Dirjen Olahraga, Departemen Pendidikan Nasional, 2004.